Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam hidup seseorang. Pernikahan bukan hanya sekedar mengikat janji cinta antara dua orang, tetapi juga merupakan awal dari sebuah keluarga baru yang harus saling mendukung dan menghargai. Namun, pernikahan di kalangan anak muda jaman sekarang tidaklah mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari segi finansial, sosial, maupun psikologis. Lalu, apa saja manfaat dari menikah di usia muda? Bagaimana cara mengatasi tantangan-tantangan tersebut? Simak ulasan berikut ini.
Tantangan Pernikahan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, usia rata-rata perkawinan pertama di Indonesia adalah 23,4 tahun untuk laki-laki dan 21,2 tahun untuk perempuan. Angka ini menunjukkan bahwa banyak anak muda yang memilih untuk menikah di usia muda. Namun, menikah di usia muda juga memiliki tantangan tersendiri, antara lain:
Masalah finansial. Menikah berarti harus siap untuk bertanggung jawab atas kebutuhan diri sendiri dan pasangan, serta anak-anak jika sudah memiliki. Hal ini membutuhkan penghasilan yang cukup dan pengelolaan keuangan yang baik. Namun, banyak anak muda yang belum memiliki pekerjaan tetap atau penghasilan yang stabil. Selain itu, biaya hidup juga semakin tinggi, sehingga menambah beban finansial bagi pasangan muda.
Masalah sosial. Menikah di usia muda juga berarti harus siap untuk menghadapi tekanan sosial dari lingkungan sekitar, baik keluarga, teman, maupun masyarakat. Banyak orang yang meragukan kemampuan pasangan muda untuk menjalani pernikahan dengan baik. Selain itu, pasangan muda juga harus bisa menyesuaikan diri dengan keluarga baru mereka, baik dari segi budaya, adat istiadat, maupun kebiasaan sehari-hari.
Masalah psikologis. Menikah di usia muda juga berarti harus siap untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam diri sendiri dan pasangan. Anak muda masih dalam tahap mencari jati diri dan berkembang secara emosional, intelektual, maupun spiritual. Hal ini bisa menimbulkan konflik atau ketidaksesuaian antara pasangan. Selain itu, pasangan muda juga harus bisa mengatur waktu dan prioritas antara karir, pendidikan, hobi, dan keluarga.
Manfaat Pernikahan di Usia Muda
Meskipun memiliki banyak tantangan, pernikahan di usia muda juga memiliki banyak manfaat, antara lain:
Mendapatkan dukungan dan motivasi. Menikah di usia muda berarti memiliki pasangan yang bisa menjadi teman hidup sekaligus sahabat terbaik. Pasangan bisa saling mendukung dan memotivasi satu sama lain untuk mencapai tujuan-tujuan hidup mereka. Pasangan juga bisa saling belajar dan tumbuh bersama-sama.
Mendapatkan kebahagiaan dan kesehatan. Menikah di usia muda berarti memiliki sumber kebahagiaan dan kesehatan yang tak ternilai. Pasangan bisa saling memberikan kasih sayang, perhatian, pengertian, dan kehangatan yang bisa mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup. Pasangan juga bisa saling menjaga kesehatan fisik dan mental satu sama lain.
Mendapatkan kesempatan untuk memiliki anak. Menikah di usia muda berarti memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memiliki anak. Anak adalah anugerah terindah dari Tuhan yang bisa melengkapi kehidupan pasangan. Pasangan muda juga bisa lebih mudah beradaptasi dengan kehadiran anak dan memiliki energi yang lebih banyak untuk mengurus dan mendidik anak.
Cara Mengatasi Tantangan Pernikahan di Usia Muda
Untuk mengatasi tantangan-tantangan pernikahan di usia muda, pasangan harus memiliki komitmen, komunikasi, dan kerjasama yang baik. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:
Menyusun rencana keuangan yang realistis. Pasangan harus bisa menentukan sumber penghasilan, pengeluaran, tabungan, investasi, dan dana darurat yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Pasangan juga harus bisa mengatur anggaran dan menghindari hutang yang tidak perlu.
Menjalin hubungan yang harmonis dengan keluarga baru. Pasangan harus bisa menghormati dan menghargai keluarga baru mereka, baik orang tua, mertua, saudara, maupun ipar. Pasangan juga harus bisa berkomunikasi dengan baik dan mencari solusi bersama jika ada masalah atau perbedaan pendapat.
Menjaga keseimbangan antara karir, pendidikan, hobi, dan keluarga.